Monday, May 14, 2012

Aqidah Keluarga

Sepupu istri saya meminta istri saya untuk mengantarnya dengan motor ke rumah seseorang. Konon seseorang itu bisa bisa membacakan "bacaan-bacaan" yang bisa membuat anak lebih mudah untuk di sapih, karena dia hendak menyapih anaknya yang sudah menginjak 2 tahun.
Saya bilang pada istri saya, Mi, ingat sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam :

“Sesungguhnya jampi-jampi, jimat-jimat, dan mantra-mantra adalah syirik.” (Shahih, HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad. Lihat Shahih Jami’ Ash-Shaghir no. 1632)
Saya katakan, Heran, mau menyapih anak aja harus pake begitu-begitu segala. Lalu istri saya nanya : Lalu saya harus ngomong apa dong, kemarin sudah terlanjur mengiyakan mau mengantar. Bilang aja yang saya bilang, daripada nyari-nyari alesan malah menimbulkan salah sangka. seru saya lagi.

Mereka tadinya janjian jam lima sore dan seharian itu istri saya masih galau.

Akhirnya Allah memberikan pertolongannya kepada kami yang masih lemah iman untuk bisa da'wah secara langsung dengan ucapan dan perbuatan untuk tidak terlibat dalam hal tersebut.

Sore itu hujan turun lebat sekali. Dan besoknya kami berencana untuk pulang ke rumah. (rumah sepupu tersebut dekat dengan rumah mertua dan kami sedang berkunjung ke rumah mertua saat itu).
  
Alhamdulillah.

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa ta'ala senantiasa menguatkan iman kami dan kita semua.. Aamiiin

Wanita Karir

Dalam setiap perjalan pergi atau pulang kerja. Dalam bis yang penuh sesak. Kalau di lihat-lihat sepertinya 60 - 70 % penumpangnya adalah wanita.

Saya pernah mendengan celetukan yang menyebutkan bahwa penyebab tingginya angka pengangguran di indonesia adalah banyaknya wanita yang bekerja. Sehingga para pria yang seharusnya bekerja menjadi ngga kebagian jatah.

Kalau di pikir-pikir ada benarnya juga.

Sebetulnya apa benar bahwa pekerjaan-pekerjaan para wanita karier tersebut tidak bisa dikerjakan oleh para pria?
Apa benar bahwa wanita-wanita karir tersebut adalah tulang punggung keluarga ?

Jika seandainya ada regulasi dari pemerintah yang mengharuskan perusahaan-perusahaan membatasi penerimaan karyawan wanita dan wanita dikembalikan pada fitrahnya untuk menjadi tiang negara dengan cara mendidik anak-anaknya di rumah agar menjadi pribadi yang tangguh kira-kira apa yang bakal terjadi ya? ekonomi akan ambrukkah?

Tapi yang jelas tetangga saya yang ayah ibunya bekerja, dan anaknya di asuh oleh sang nenek sekarang lebih menagis jika di tinggal pergi sang nenek dibanding di tinggal sang ibu..

ah.. pasti banyak yang tidak sependapat dengan saya....

Always Look At The Bright Side

Namanya kehidupan, tentu saja identik dengan yang namanya permasalahan. Yang menjadi masalah sebenarnya bukan masalahnya itu sendiri tetapi cara kita dalam menghadapi masalah tersebut.
Salah satu cara yang saya ambil dalam menghadapi sesuatu hal yang kurang menyenangkan dalam hidup adalah dengan melihatnya dari sisi yang lain, sehingga dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan reaksi negatif yang kadang-kadang menguras emosi jiwa dan raga atau cape hate kalau kata orang sunda mah.
Beberapa contoh kongkrit yang sering dialami sehari-hari misalnya :

1. Ada masalah di tempat kerja.
Namanya bekerja, segala sesuatu tidak akan selamanya berjalan mulus. Kadang ada benturan-benturan yang terjadi. Baik dengan rekan kerja, atasan, customer dan lain-lain. Tidak jarang hal ini sampai membuat kita stress, tidak bisa tidur, kadang-kadang ada juga yang sampai sakit,
Jika hal ini terjadi yang bisa kita lakukan adalah dengan coba melihat ke bawah.
Rasulullah bersabda :
Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang di atas kalian, karena yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang rendah nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kalian.”(HR. Muslim, At-Tirmidzi)
Coba lihat di sekeliling kita. Mungkin masih ada teman, saudara, kerabat, tetangga yang belum mendapat pekerjaan tetap. Hal ini dapat membuat kita tersadar bahwa, oh, setidaknya saya masih memiliki pekerjaan.. Atau jika kita di perjalanan, mungkin pernah melihat seorang tua yang di usianya seharusnya sudah beristirahat di rumah masih saja naik turun bis di larut malam demi menghidupi diri dan keluarganya. Semuanya sedikit banyak dapat mengobati atau mengurangi kegalauan hati kita dalam menghadapi masalah di tempat kerja.


2. Naik Bis Ekonomi, ada perokok yang tidak beradab.
Jika kita sering naik bis ekonomi seperti saya, pasti sering menemui kondisi dimana saat suasana sedang panas-panasnya, gerah, pengap, anak-anak kecin menangis, di perparah oleh orang-orang yang dengan seenaknya merokok di dalam bis yang membuat suasana makin suram. Biasanya emosi langsung memuncak, menurut pengalaman, jika ditegur, jawaban sang perokok mudah ditebak. "kalau ngga mau kena asap rokok, jangan naik bis ekonomi". atau "naik taksi aja lah", dan sejenisnya.  Yang ada udah fisik menderita, batin makin parah.

Dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Artinya : Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)”.(Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38)
Jika kondisi seperti ini terjadi , berbahagialah.. Allah sedang membuka hijab doa untuk kita. Berdo'alah sebanyak-banyaknya yang engkau mau. Kita banyak butuh pertolongan-Nya. Sehingga alih-alih mengutuk sang perokok yang malah bikin kita dosa, kita akan tersenyum dan hati pun menjadi tenang karenanya. Kasus perokok mungkin hanya salah satu contoh. Hari ini di negeri kita kedzoliman-kedzoliman sering kali kita temui sehari-hari.

3. Naik mobil umum, ngetem parah.
Masih soal moda transportasi .. hehe.. saat sedang buru-buru, eh malah ngetem... tiap belokan atau gang ngetem terus sepertinya.
Jika ini terjadi , daripada cape hate mending coba tatap sang sopir atau keneknya. Bayangkan, dia di situ sedang berusaha mencari nafkah buat keluarganya. Bayangkan mungkin anak dan istrinya menunggu di rumah dengan harap-harap cemas, adakah rezeki yang tersisa buat mereka, buat biaya sekolah dan sebagainya. Bayangkan kita adalah dia. bayangkan anak istri kita (kalau sudah menikah) bayangkan orang tua kita. Insya Allah.. cobalah.. hati yang tadinya pegel bisa langsung lumer.

Always look at the bright side, sebetulnya bukan untuk orang lain. Imbas dari hal tersebut adalah membuat kita jadi tidak gampang stress dan selalu berfikiran positif.

Salam Super...:D